Foto : Banjir di Desa Sei Dua Hulu dan Seorang warga bekerja sedang memperbaiki mobilnya diatas banjir.
Asahan | Tambunpos.com – Sudah jalan lima bulan banjir di Desa Sei Dua Hulu Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Asahan belum juga surut dan Pemerintah Kabupaten Asahan belum pernah sekali pun datang melihat penderitaan yang dirasakan masyarakat Desa Sei Dua Hulu akibat banjir yang tak kunjung surut, Kamis (16/01/2025).
Awak media Sumut24jam.com bersama Narlis Siregar Tim Investigasi LSM PMPRI Kabupaten Asahan mendatangi lokasi banjir guna mencari informasi penyebab terjadinya banjir yang setiap tahun menimpa Desa Sei Dua Hulu Kecamatan Simpang Empat,Raja Syahwinal Kadus IV Desa Sei Dua Hulu yang menemui awak media ditengah-tengah banjir menjelaskan kepada Tim
“Banjir yang menimpa Desa kami ini sudah jalan lima bulan namun sampai sekarang belum juga surut,ini disebabkan debit air sungai Asahan naik sehingga meluap karena tanggul disana rendah” ucap Kadus IV.
Banjir ini disebabkan tanggul yang ada di sebelah Hulu Desa Sei Dua Hulu tepatnya di Desa Teluk Dalam rendah sementara debit air sungai Asahan saat ini naik sehingga air melimpah ke Desa Silom-lom,Desa Anjung Ganjang. Saat ini memang ada proses pengerjaan pembangunan tanggul dari Teluk Dalam sampai ke Hilir sepanjang 2,5 KM tapi saat ini berhenti,ujar Kadus IV.
Narlis Siregar Tim Investigasi LSM PMPRI menanyakan kepada Kadus IV apakah selama terjadinya banjir ada perhatian atau bantuan dari pemerintah kabupaten asahan
“Sampai saat ini baik Bupati Asahan,Wakil Bupati Asahan atau Ketua DPRD Asahan belum ada yang pernah datang kemari dan kalau bantuan memang ada bang dari BPBD dan Dinas Sosial Kabupaten Asahan berupa Mie Instan dan Beras 180 Kg karena bantuan yang diberikan kepada kami tidak mencukupi jadi kepada warga kami bagi 1 Kg/KK” ujar Kadus.
Pejabat yang datang kesini Baru Yahdi Khoir Harahap Anggota DPRD Sumut Fraksi PAN dan mengajak Kepala Desa Sei Dua Hulu Sumardi Nasution untuk langsung RDP ke Kantor DPRD Provinsi Sumatera Utara dan semua masalah ini sudah disampaikan oleh Bqpak Kepala Desa,setelah itu barulah turun Badan Besar Wilayah Sungai (BBWS) dan menyampaikan kepada kepala desa agar meminta kepada pemerintah daerah agar menyurati Pemerintah Pusat setelah itu sampai sekarang tindak lanjut belum ada,pungkas Raja Syahwinal.
Kades Sei Dua Hulu RDP ke Kantor DPRD Sumut
Sumardi Nasution Kades Sei Dua Hulu mengatakan saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) di DPRD Provinsi Sumatera Utara permintaan kami hanya penanggulangan di bibir sungai sepanjang 8 KM dan Spil/TPT yang ada di Hilir atau Sungai Cilincing dan Bandar Haji Daud tolong dibuka karena saat sekarang air tidak bisa melalui dari pada sungai tersebut karena ada spil-spil/Tembok Penahan Tanah (TPT) maka dalam hal itu Desa Sei Dua Hulu lamban keluar airnya dan saat sekarang mengalami banjir,ujar Kades.
Lanjutnya,dan kita lihat bersama jalan poros Provinsi lintas ledong mungkin sudah cukup parah dan fatal.
Soal pembangunan tanggul saya sudah empat kali meninjau yaitu melihat dari pada tanggul yang di bangun dari pihak Badan Besar Wilayah Sungai (BBWS) saya rasa panjangnya baru 2,5 KM sampai mentoknya di ulah glugur yang pecah sekarang,pembangunan tanggul dari ulah glugur sampai Sei Dua Hulu masih kurang 8 KM lagi,ujar Sumardi Nasution.
Ada lima Desa se-Kecamatan Simpang Empat yang terdampak banjir tersebut diantaranya Desa Sei Dua Hulu,Desa Silom-lom,Desa Anjung Ganjang,Desa Perkebunan Sukaraja dan Desa SimpangEmpat,tutup Kades Sei Dua Hulu.
Harapan Warga Desa Sei Dua Hulu Kepada Pemerintah Provinsi Khususnya Pemkab Asahan
Bang Nasution memohon kepada pemerintah kami terlalu sakit kali beberapa bulan ini tolong lah diperhatikan kampung kami ininya harapan kami tak ada yang lain,sampai sekarang belum ada perhatian dari pemerintah kabupaten asahan tak mungkin kami paksa Kepala desa karena Kepala Desa sudah berupaya sebaik mungkin tinggal lagi pihak diatas ini yang tidak mau mendengarkan jeritan kami ini…terlalu sakit bah,ucap Bang Nasution dengan nada kecewa.
Kunjungi lah kami jangan hanya sebatas kunjungan bekerjalah dengan memperhatikan kami,anak sekolah payah,beraktifitas pun payah dan berusaha pun payah.
Akibat banjir yang melanda kampung kami ini sudah banyak yang terjangkit penyakit seperti penyakit kulit,malaria,demam bahkan sudah ada yang meninggal,pungkas Bang Nasution. (AH/TP)